Selamat Datang

"Selamat datang di blog Nurdin Syariati, jadikan blog ini sebagai wadah untuk saling tukar menukar informasi demi tercapainya Indonesia yang jaya sebagai negara yang berdaulat dan bermartabat"
MERDEKA 100 % !!!!!!!!!

Minggu, 28 Februari 2010

Massa SBY Konsolidasi

PIHAK Istana tidak mau kecolongan lagi. Setelah Partai Demokrat gagal menjinakkan partai-partai koalisi di tingkat pansus, Istana melancarkan dua jurus sekaligus. Hal itu yakni gerilya lobi staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan gerakan massa.

Gerilya lobi dan gerakan massa semakin intensif dilakukan untuk menyambut rapat paripurna DPR pada 2 dan 3 Maret. Itulah rapat yang menentukan apakah hasil penyelidikan Pansus Angket Bank Century menjadi keputusan resmi dewan. Dalam rapat pleno terakhir pansus, sebanyak empat fraksi termasuk dua fraksi dari partai koalisi menyebut Boediono dan Sri Mulyani sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Adapun gerilya lobi dan gerakan massa itu bertujuan agar dua nama itu tidak disebutkan dalam pemandangan fraksi-fraksi di rapat paripurna. Ada dua staf khusus yang gencar bergerilya, yaitu Andi Arief dan Velix Wanggai. Tugas mereka ialah menemui tokoh politik seperti Pramono Anung, Syafii Maarif, Akbar Tandjung, dan Amien Rais.

Akan tetapi, gerilya lobi tak kunjung menunjukkan tanda-tanda menuai kesuksesan sehingga Istana menggunakan gerakan massa. Presiden Yudhoyono, misalnya. Dalam dua pekan terakhir ia menghadiri zikir nasional di Lapangan Monas Jakarta.

Apel akbar

Tidak cukup zikir nasional. Ribuan pendukung SBY pun menggelar apel akbar di Senayan, kemarin. Apel bertajuk Kebulatan Tekad Mendukung SBY-Boediono 2014 itu diselenggarakan beberapa ormas dan relawan pendukung Partai Demokrat. Mereka, antara lain, Barisan Indonesia (Barindo), Komite Nasional Masyarakat Indonesia (KNMI), Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Forum Komunikasi Kader Demokrat (FKKD), Generasi Muda Demokrat (GMD), dan Angkatan Muda Demokrat Indonesia (AMDI).

Sebagian besar massa mengenakan kaus putih biru bertuliskan 'SBY-Boediono mendukung SBY-Boediono hingga 2014'. Apel akbar yang dimulai pukul 09.00 WIB itu juga dimeriahkan orasi dari tiap ormas di atas panggung berukuran besar di tengah lapangan. "Kita sebagai pendukung SBY-Boediono harus tetap solid," kata salah seorang orator.

Orator lainnya menyoroti kasus Century. "Kita berkumpul di sini karena 'bailout' Century. 'Bailout' itu bukan perampokan, tapi untuk menyelamatkan Indonesia," katanya.

Anggota Pansus Angket Bank Century Akbar Faisal di Jakarta, kemarin, menyatakan pemerintah memperlihatkan kepanikan secara terbuka sehingga melakukan segala cara untuk menutupinya.

Jika massa pendukung SBY-Boediono turun ke jalan pada 2 dan 3 Maret, itu berarti mereka akan berhadapan dengan massa yang menghendaki dua nama itu disebut. Massa kontra berasal dari berbagai elemen masyarakat.

Sosiolog Thamrin Amal Tomagola mengingatkan adanya potensi konflik horizontal. "Potensi konflik pasti ada. Oleh sebab itu, pihak kepolisian harus melakukan antisipasi sejak awal. Jangan sampai kelompok-kelompok yang bertentangan ini bertemu dan berkonfrontasi," katanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar